SUARABINTARA.COM, Tulungagung – ADA suasana yang berbeda di seputar alun-alun Tulungagung pada hari Rabu tanggal 1 Juni 2022 lalu. Sejak pagi ribuan orang nampak tumplek-blek di seputar alun-alun yang terpusat di Balai Budaya Pendopo Jayeng Kusumo UPT TB2KS Tulungagung untuk mengikuti rangkaian acara Seminar Nasional Dan Grebeg Agung Bhineka Tunggal Ika.
Nampak beberapa tokoh yang menghadiri acara itu, antara lain Bupati Tulungagung Drs. Maryoto Bhirowo MM dan Wakil Bupati H Gatot Sunu Wibowo SE, YM Ida Dalem Smara Putra (Raja Klungkung Bali) dan YM Mayjen (purn) Syamsu Djalal selaku Dewan Pengurus YARASUTRA (Yayasan Raja Sultan Nusantara). Sesepuh Perdikan Majan, seperti YM Abah Yasin, YM dr. Supriyanto Darmoredjo (Direktur RSUD Tulungagung), Laksamana Pertama (purn) Hadi Santoso, YM HR Mahmudi, YM KH R Mashadi dari Mojokerto, YM Rosyid Maulana dan sebagainya.

Para tokoh masyarakat, seniman-budayawan, pemerhati kebudayaan, lintas agama, para kepala desa (kades) dan lurah nampak mengikuti acara spektakuler itu.
Acara tersebut diselenggarakan oleh BARANUSA (Barisan Adat Raja Sultan Nusantara) Garda Bhineka Tunggal Ika Tulungagung dan sekaligus menyambut hari lahir Pancasila tanggal 1 Juni (1945). Sedang tema yang diangkat yaitu “Memperkokoh Rasa Persatuan Dan Kesatuan Bangsa Dalam Rangka Keutuhan NKRI Yang Berlandaskan Nilai-Nilai Luhur Pancasila.” Dan pelaksana kegiatan itu ketua panitia Rikat Rindu bersama Panglima BARANUSA Tulungaung YM Ir. Sukriston serta Sekjen BARANUSA YM Raden Ali Shodik.
Rabu pagi itu cuaca di kota Tulungagung sangat mendukung, tidak terlalu panas dan sedikit mendung tapi tidak hujan. Dengan demikian acara Grebeg Bhineka Tunggal Ika atau Kirab Grebeg Agung yang menampilkan iring-iringan Tari Gambyong, Tari Langen Beksan, Tari Reog Kendang, kesenian tradisional Jaranan, kirab barongan Tiban, pakaian adat dari semua propinsi di Indonesia, kirab dan pertunjukan Barongsai dapat berjalan dengan lancar.
Meski penonton membludak di seputar alun-alun, namun Kirab Grebeg Agung dengan rute start depan Kongas Arum Kusumaning Bangsa (pendopo Kabupaten Tulungagung) dan mengelilingi alun-alun itu nampak berjalan dengan bagus. Sementara di Balai Budaya nampak suara sayup-sayup gamelan atau karawitan dari Sasana Budaya Ngesthi Laras pimpinan Ki Handaka S.Sos dan bergantian dengan musik electon tunggal seorang perempuan Nyonya Gembong.
Dalam sambutannya, Bupati Tulungagung Maryoto Bhirowo memberikan apresiasi yang mendalam terhadap terselenggaranya acara Grebeg Agung Bhinneka Tunggal Ika yang dilaksanakan BARANUSA Tulungagung bertepatan dengan hari lahir Pancasila 1 Juni (1945). Diselenggarakannya Grebeg Bhineka Tunggal Ika di Tulungagung itu sangat tepat, sebab menurut Maryoto Bhirowo Tulungagung merupakan salah satu embrio berdirinya NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia).
“Hal itu dibuktikan dengan keberadaan Raja Padni Dewi Gayatri (yang di-abu-kan, disemayamkan) di Tulungagung (Boyolangu) serta ditulis dalam Kitab Sutasoma karya Empu Tantular,” ujar Bupati Tulungagung saat di Pendopo Jayeng Kusuma, sebelah utara alun-alun Tulungagung.
Lebih lanjut, Maryoto menjelaskan bahwa dalam Kitab Sutasoma tertulis Tan Hana Dharma Mangrwa serta Bhineka Tunggal Ika yang artinya berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Hal itu mengisyaratkan adanya keberagaman adat-istiadat, agaama, suku, ras di Indonesia yang justru menjadikan warna keindahan.
Bahkan, jelasnya, ajaran kebhinekaan menurut nenek moyang (leluhur) bukan hanya aspek sosial, tetapi juga menyangkut aspek spiritual yang berhubungan erat dengan ajaran Sangkan paraning dumadi.
Sementara itu, Sekjen BARANUSA RI, YM Raden Dr. Moh Ali Shodik melihat kesuksesan pelaksanaan Grebeg Agung Bhineka Tunggal Ika di Tulungagung Rabu tanggal 1 Juni2022 yang bertepatan momentum hari lahir Pancasila itu akan mengusulkan sebagai pilot project (percontohan) ke tingkat nasional.
“Kegiatan ini merupakan momentum yang luar biasa untuk dijadikan sebagai referensi ke depan bahwa Grebeg Bhineka Tunggal Ika yang dilaksanakan BARANUSA Tulungagung patut mendapat apresiasi karena telah sukses digelar, sehingga ke depan menjadi barometer di Indonesia,” ujar YM Ali Shodik mendapat sambutan applaus dari para undangan.
YM Ali Shodik mengulas sedikit tentang sejarah berdirinya BARANUSA yang tidak lepas dari pertemuan para pengurus YARASUTRA di Majan Tulungagung yang berusaha memberikan wadah kepada lembaga adat masyarakat di seluruh Indonesia. Dalam hal ini, YARASUTRA memiliki dua sayap (lini organisasi) yaitu BARANUSA sebagai gardanya Bhineka Tunggal Ika dan MCKN (Majelis Cendekiawan Kraton Nusantara).
Kedua lini tersebut, BARANUSA dan MCKN Tulungagung diharapkan akan menjadi penggerak utama dan menjadi barometer di seluruh Indonesia. Bahkan, YM Ali Shodik juga menegaskan bahwa BARANUSA telah memiliki peraturan organisasi yang sudah disebarkan ke seluruh Indonesia. Dan, BARANUSA Tulungagung akan membentuk kepengurusan sampai terendah di tingkat desa dan menampung Lembaga Adat Desa.
“Alhamdulillah lembaga ini, YARASUTRA dengan dua sayapnya BARANUSA dan MCKN tidak ada perpecahan dan perselisihan sedikit pun, tetapi kita semua bersaing dengan organisasi demi memajukan dan kejayaan Republik Indonesia. Sampai saat ini, saya kira tidak ada lembaga yang seideal seperti BARANUSA yang mampu menampung lembaga adat yang mempunyai payung hukum secara nasional dan internasional selengkap seperti BARANUSA,” katanya seraya menambahkan bahwa BARANUSA sudah ada di beberapa negara, seperti di Kuala Lumpur Malaysia, Thailand, Brunei Darusalam dan sebagainya.
“Untuk itu, BARANUSA di Indonesia diharapkan menjadi garda terdepan dan pelopor dalam menjaga persatuan dan kesatuan di Republik Indonesia,” tandas YM Ali Shodik.
Pada kesempatan itu, YM Ali Shodik membacakan 5 rekomendasi yang akan disampaikan kepada pemerintah pusat, yakni:
Pertama, Selalu berpegang teguh menjadi ksatria yang bertakwa kepada Tuhan YME serta membela kejujuran kebenaran dan keadilan.
Pertama, Senantiasa berpegang teguh dan setia kepada nilai-nilai Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI dan UUD 1945.
Ketiga, Mendukung serta membela ideologi NKRI yang bertanggung jawab dan tidak mengenal menyerah.
Keempat, Menolak keras atas perpecahan terhadap NKRI dalam dalil dan alasan apapun.
Kelima, BARANUSA siap bekerja sama dengan berbagai elemen untuk menjaga persatuan dan kesatuan RI melalui peningkatan kesejahteraan masyarakat adat demi mencapai tujuan NKRI, yaitu mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur.
Tak lupa YM Ali Shodik juga mengucapkan permohonan maaf dan salam dari Ketua Umum BARANUSA PUSAT, YM Ir. Sultan Mahmud Badarudin dari Keraton Palembang.
Sebelumnya, ketua panitia, Rikat Rindu dan Panglima BARANUSA Tulungagung YM Ir. Sukriston juga menyampaikan pidatonya berkenaan dengan pelaksanaan Grebeg Agung Bhineka Tunggal Ika bertepatan dengan momentum hari lahir Pancasila 1 Juni (1945). Dikatakan bahwa Bhineka Tunggal Ika merupakan perekat keberagaman suku, agama, ras dan antar golongan (SARA) yang telah terbukti efektif demi menjaga persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia.
Puncak acara tesebut yakni tumpengan yang dipimpin oleh Ki Sugito (Pimpinan Jawadwipa) dan deklarasi kebhinekaan yang ditanda tangani berbagai tokoh lintas agama dan seniman-budayawan di Tulungagung
Penulis : Ki Wawan Susetya