SUARABINTARA.COM, Tulungagung – Menyambut momentum Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2022, BARANUSA GARDA BHINNEKA TUNGGAL IKA Kab. Tulungagung menggelar ziarah dan anjangsana lintas agama Kamis, (26/05/2022) pagi. Hal ini dimaksudkan sebagai rangkaian acara Pra Acara Grebek Agung Bhinneka Tunggal Ika.
Kegiatan tersebut diawali dengan ziarah dan do’a bersama di komplek pemakaman Bupati Tulungagung Ke-IV, V, dan X yang berada di Desa Majan, Kec. Kedungwaru, Kab. Tulungagung. Kemudian dilanjutkan dengan ziarah ke makam Bupati Tulungagung Ke-I, II, dan III di Desa Bolorejo, Kec. Kauman, Kab. Tulungagung.
Selain ziarah ke makam Para Bupati terdahulu, pada kesempatan kali ini juga menziarahi (berdo’a) di komplek Candi Gayatri, Boyolangu, Kab. Tulungagung. Hal tersebut dimaksudkan sebagai pengingat bahwa konsep Bhinneka Tunggal Ika merupakan gagasan yang dicetuskan oleh Bunda Gayatri Rajapatni.
Sebagai bentuk Kebhinnekaan, BARANUSA GARDA BHINNEKA TUNGGAL IKA juga menjalin silaturrahim ke tempat ibadah lintas agama. Salah satunya ke Vihara Sasana Bhakti Sariputta yang berada di Desa Selorejo, Kec. Ngunut, Kab. Tulungagung.
Dalam kesempatan tersebut Sekjen BARANUSA Pusat, Dr. Raden Moh. Ali Sodik, M.Pd.I., M.H. menyampaikan bahwa kegiatan anjangsana seperti ini sebagai bentuk Kebhinnekaan yang dirajut ulang pasca pandemi sekaligus ajakan bersama untuk mewarnai sebuah Kebhinnekaan yang akan diwujudkan melalui Grebeg Agung Bhinneka Tunggal Ika pada 1 Juni 2022.
“Agenda seperti ini sebagai bentuk memupuk nilai-nilai Kebhinnekaan, sekaligus mengawali acara yang memiliki sebuah visi misi mempertahankan NKRI yang sebelumnya vakum oleh pandemi covid-19 dan mengajak berbagai elemen masyarakat ikut berpartisipasi” ujar Doktor Muda Ali Sodik
Senada itu Panglima BARANUSA Kab. Tulungagung, Ir. Sukriston menambahkan bahwa berbagai elemen masyarakat, ras, suku, agama serta tamu-tamu penting tingkat nasional diundang untuk mewarnai kegiatan tersebut. Hal ini dimaksudkan agar menjadi wujud dari Kebhinnekaan itu sendiri.
“Seluruh elemen masyarakat, yang terdiri dari berbagai ras, suku, agama akan mewarnai kegiatan tersebut serta beberapa tamu penting tingkat nasional. Berbagai tampilan kesenian yang berbalut adat istiadat setempat juga ikut serta memeriahkan kegiatan tersebut, dan sekaligus menjadikan Tulungagung menjadi simbol Bhinneka Tunggal Ika untuk masyarakat Indonesia lainnya” pungkas Sukriston.