SUARABINTARA.COM – Ratusan warga dari berbagai komunitas di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur dipastikan hadir di acara Grebeg Agung Bhinneka Tunggal Ika bertepatan momentum Hari Lahir Pancasila 1 Juni dengan pementasan aneka pertunjukan seni budaya dan diawali dengan ritual tabur bunga di kompleks Candi Gayatri, Makam Bupati Tulungagung di Majan, Kompleks Srigading, Klenteng Tjoe Tik Kiong, dan Beberapa Gereja, Kamis 26 Mei 2022
Kegiatan kali ini dipusatkan di Balai UPT Taman Budaya Kabupaten Tulungagung, dilanjutkan dengan pawai terbatas perwakilan lintas komunitas budaya dan penganut aliran Kejawen dari Kantor Pemda Tulungagung yang berjarak kurang dari 300 meter menuju Pendopo Taman Budaya Kabupaten Tulungagung.
“Kami berencana berziarah dan melakukan kegiatan tabur bunga di Candi Gayatri ini merupakan bentuk penghormatan kepada almarhumah selaku leluhur sekaligus pencetus semangat Bhinneka Tunggal Ika untuk mempersatukan Nusantara saat itu. Candi Gayatri merupakan situs tempat penyimpanan abu jenazah ratu pertama Kerajaan Majapahit di awal abad XII, Sri Gayatri Rajapatni atau berjuluk Sri Tribuana Tungga Dewi.” kata Ketua Panitia acara Grebek Agung Bhinneka Tunggal Ika, Rindu Rikat dikonfirmasi di sela pembentukan panitia kegiatan.
Ketua Panitia acara Grebeg Agung Bhinneka Tunggal Ika, Rindu sapaan akrabnya mengatakan, acara ini merupakan kegiatan perdana yang dilakukan oleh berbagai lembaga adat ditulungagung yang diwadahi baranusa garda bhinneka tunggal ika.
Menurutnya, kegiatan ini memiliki nilai luhur yang harus diberdayakan, terutama berkaitan dengan sejarah sebagai kekayaan negeri yang patut dijaga dan dilestarikan oleh generasi penerus.
“Ke depan kami berharap kegiatan-kegiatan seperti ini bisa terus berlanjut, tanggal 26 Mei itu setelah dari candi Gayatri dilanjut ke Makam Srigading, Makam Bupati Tulungagung di Majan dan beberapa Gereja dan Klenteng di Tulungagung pastinya,” ucapnya.
Acara yang direncanakan dihadiri Bupati Tulungagung Maryoto Bhirowo, DPR RI Fraksi PDIP Sri Rahayu, Ketua DPRD Tulungagung Marsono S.Sos dan sejumlah pejabat itu diwarnai dengan berbagai pertunjukan budaya, mulai dari seni barongsai, tiban, tari lokal jaranan, hingga peragaan busana adat.
Peserta yang sebagian berasal dari kalangan pondok pesantren dan lintas umat agama juga menampilkan sejumlah produk pangan dan kerajinan unggulan selama gelaran Grebeg Agung Bhineka Tunggal Ika yang berlangsung mulai pukul 07.00 WIB hingga 14.00 WIB tersebut.
Ir. Sukriston selaku Panglima Baranusa Kabupaten Tulungagung Garda Bhinneka Tunggal Ika menyampaikan pentingnya pelestarian lembaga adat di masing-masing desa dengan wadah Baranusa ada 4 hal yang akan kami prioritaskan religi, seni, budaya dan ekonomi.
“Ke depan kami berharap pelestarian lembaga adat di masing-masing desa dan kegiatan-kegiatan Baranusa Kabupaten Tulungagung seperti prioritas religi, seni, budaya dan ekonomi ini bisa terus berlanjut. Sejarah itu penting, karena merupakan identitas dan jati diri kita,” Harapnya.
Senada itu, Doktor Raden Moh. Ali Sodik M.Pd.I MH., selaku Sekretaris Jendral (Sekjen) Barisan Adat Raja Sultan Nusantara (Baranusa) sebagai lembaga Organisasi resmi dan sayap dari Yayasan Raja Sultan Nusantara (Yarasutra) pada tanggal 17 Mei 2021, mengatakan tujuan diadakannya kegiatan ini untuk menunjukkan kepada masyarakat bahwa di Tulungagung yang terdiri atas kemajemukan agama dan budaya tetap bisa menjaga kerukunan dan bersatu.
“Kegiatan ini sekaligus menjawab kegelisahan masyarakat bahwa kita masih tetap rukun dan bersatu. Kami bangga karena memiliki Candi Gayatri yang merupakan makam tokoh sentral penggagas Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa,” kata Raden Ali.
Raden Ali Sodik melanjutkan, kegiatan tersebut tidak hanya melibatkan satu atau dua komunitas saja. Melainkan puluhan komunitas kebudayaan, agama, lembaga pendidikan dan lembaga-lembaga non pemerintahan yang memiliki komitmen untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan di Tulungagung.
“Ada lebih dari ratusan peserta yang akan datang dari pelosok-pelosok Tulungagung yang terlibat dalam kegiatan ini dan diperkirakan acara berlangsung meriah dan sakral,” pungkasnya.
Untuk itu ia mewakili Sekjen Baranusa Pusat berharap hal ini bisa menjadi agenda tahunan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten dan ikon Tulungagung sebagai kota pemersatu keberagaman.