SUARABINTARA.COM, Tulungagung – Sekretaris Jendral Barisan Adat Raja Sultan Nusantara Pusat Republik Indonesia (Sekjen Baranusa Pusat RI), Doktor Raden Moh. Ali Sodik M.Pd.I MH, melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, dengan meninjau penyelenggaraan Festival Labuh Petik Padi Tahun 2022, Senin (23/5/2022) Pagi.
Even akbar Festival Labuh Petik Padi Tahun 2022 resmi dibuka, menandai dimulainya penampilan seni tradisional Jaranan Jawa yang merupakan ciri khas pada agenda tahunan tersebut. Ratusan petani di Desa Ngrendeng, Kecamatan Gondang, Kabupaten Tulungagung menghadiri ritual Petik Padi Kaki Sedono lan Nini Sedono Miwiti Panen ini.
Doktor Raden Moh. Ali Sodik menyebut momentum Festival Labuh Petik Padi Tahun 2022 sekaligus Halal Bihalal bersama Lembaga Adat Desa (LAD) Ngrendeng ini merupakan satu bentuk kepedulian berkebudayaan. Dan tradisi sudah turun menurun dari nenek moyang dahulu ini dilakukan sebagai upaya menjalin tali silaturahmi bersama keluarga besar Baranusa Kabupaten Tulungagung
“Iya benar, selain momentum panen raya Petik Padi panitia ingin menampilkan semua kesenian dan kearifan lokal yang ada di wilayah sini ke masyarakat luas khususnya pada generasi muda agar mereka cinta terhadap seni budaya,” terangnya.
Ritual dengan membawa sesaji dan tumpengan ke sawah ini, sudah turun menurun dari nenek moyang dahulu. Hal ini, dipercaya oleh para petani dapat mencegah hama dan mengusirnya selama menanam padi. Ritual Petik Padi Kaki Sedono lan Nini Sedono Miwiti Panen atau biasa disebut Methik pari merupakan suatu upacara dengan mengambil padi yang sudah siap panen dan sebelumnya akan di ambil oleh sesepuh yang mengambil sebagian kecil dari padi atau dua ikat yang disebut dengan Mantene Pari.
Satu ikat sebagai Mbok Sri Sedono dan satu ikat lagi sebagai Joko Sedono sebagai kemanten atau kedua mempelai yang diambil oleh sesepuh di sawah sebelum masa panen di ambil oleh para pemilik atau petani. Asal muasal dari padi ini memiliki nama Mbok Sri Sedono, yang selanjutkan dibantu oleh Joko Sedono untuk dibuahi yang selanjutnya akan melahirkan tanaman padi.
Selamatan atau syukuran akan datangnya panen ini dilaksanakan secara besar-besaran dan sangat lengkap oleh orang-orang kaya yang memiliki lahan luas ataupun petani lain yang menginginkan upacara methik pari dengan meminta bantuan kepada sesepuh atau pawang untuk melaksanakan upacara methik pari.
Setelah itu, salah satu tokoh masyarakat menggelar ritual tari Jaranan Jawa persembahan untuk Dewi Padi atau biasa dikenal dengan sebutan Dewi Sri. Tarian tersebut sebagai wujud syukur kepada Dewi Sri karena tanaman mereka tumbuh subur tanpa ada serangan hama. Usai menggelar tarian Jaranan Jowo “Sentono Putro” pimpinan Bopo Muhadi, sesepuh desa itu kemudian menggelar ritual terakhir yaitu ritual petik padi dan doa bersama.
“Tulungagung sudah dikenal sebagai salah satu lumbung padi. Festival Padi ini menanamkan semangat kepada kami. Setelah berdoa kemudian dengan gotong royong membagi sesaji agar semua bisa menikmati hasil yang melimpah,” kata Rindu Rikat Ketua Yayasan Perempuan Sarinah Tulungagung saat memberikan keterangan di lokasi festival.
Rindu Rikat menyampaikan “Kami mendorong Pemkab kegiatan ini bakal dijadikan agenda rutin tahunan. Menjadi salah satu daya tarik wisata budaya dan edukasi pada masyarakat untuk turut serta menjaga kelestarian alam,” imbuhnya.
Senada itu Kepala Desa setempat menuturkan “Ini merupakan acara adat kami. Acara masyarakat Ngrendeng untuk upacara petik padi. Mudah-mudahan yang kami petik hari ini membawa berkah di masyarakat Ngrendeng dan Tulungagung pada umumnya,” kata Kepala Desa Ngrendeng, Nurjiman M.Pd. saat mengawali sambutannya.
Nurjiman menambahkan, “ritual petik padi merupakan tradisi tahunan yang diturunkan nenek moyang setiap musim panen tiba. Ia menyebutkan tradisi itu sebagai wujud rasa syukur atas hasil panen. Apalagi Lembaga Adat Desa atau biasa disebut LAD Ngrendeng sudah terbentuk untuk melestarikan budaya dan tradisi desa setempat.
Semoga membawa keselamatan, kelancaran rizki bagi masyarakat Ngrendeng Gondang,” pungkas Nurjiman.
Pantauan di lokasi hadir dalam festival yang meriah ini antara lain Pemerintah Desa Ngrendeng, Camat Gondang, Kapolsek Gondang, Danramil Gondang, Baranusa Tulungagung, MLKI Tulungagung, Perempuan Sarinah Tulungagung, dan pejabat dari Dinas Pertanian Kabupaten Tulungagung.